BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era modern seperti saat ini muncul berbagai masalah
yang sangat beragam. Salah satu masalah yang terjadi adalah masalah
perkembangan teknologi yang perkembangannya sangat pesat. Berbagai inovasi dan
kreativitas dituangkan menjadi suatu alat ataupun piranti lunak untuk membantu
memudahkan aktivitas keseharian manusia. Dengan disusunnya makalah ini
difokuskan membahas mengenai sensor posisi yang penggunaannya sudah sangatlah
banyak dalam kehidupan sehari-hari.
Sensor sendiri ada banyak jenis dan modelnya,
begitupun dengan tranduser. Salah satu contoh adalah strain gauge (SG), sensor
induktif , sensor magnetik dan sensor LVDT (Linear Variable Dipperensial
Transfeormer yang kerjanya dipengaruhi oleh benda. Tanpa adanya pengaplikasian
sensor dan tranduser mungkin pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah akan mudah seperti saat ini.
Untuk lebih
jelasnya berkaitan dengan sensor Posisi akan dibahas didalam makalah
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1.
Apa itu Sensor Posisi?
2.
Macam-macam Sensor Posisi?
3.
Bagaimana cara kerja macam- macam Sensor Posisi?
4.
Bagaimana Rangkaian macam- macam Sensor Posisi?
5. Apa saja Aplikasi yang dapat
digunakan di Industri ?
BAB II
PEMBAHASAN
SENSOR POSISI
sensor posisi adalah sensor yang
mengubah posisi sensor menjadi tegangan dan atau arus. Sensor ini
melaporkan posisi suatu benda dgn mengacu pada rujukan tertentu. Pengukuran posisi dapat dilakukan dengan cara analog dan digital. Untuk
pergeseran yang tidak terlalu jauh pengukuran dapat dilakukan menggunakan
cara-cara analog, sedangkan untuk jarak pergeseran yang lebih panjang lebih baik digunakan cara digital.
Hasil
sensor posisi atau perpindahan dapat digunakan untuk mengukur
perpindahan linier atau angular. Teknis perlakuan sensor dapat dilakukan dengan
cara terhubung langsung ( kontak ) dan tidak terhubung langsung ( tanpa kontak
).
Macam – Macam Sensor Posisi
Ø
Strain gauge (SG)
Strain gage adalah komponen
elektronika yang
dipakai untuk mengukur tekanan (deformasi atau strain) pada alat ini.Strain
gage mengukur gaya luar(tekanan) yang terhubung dengan kawat. Strain
gauge dapat dijadikan sebagai sensor posisi. SG dalam operasinya memanfaatkan
perubahan resistansi sehingganya dapat digunakan untuk mengukur perpindahan
yang sangat kecil akibat pembengkokan (tensile
stress) atau peregangan (tensile strain). Definisi elastisitas (ε) strain gauge adalah perbandingan
perubahan panjang (ΔL) terhadap
panjang semula (L) yaitu:
atau
perbandingan perubahan resistansi (ΔR) terhadap
resistansi semula (R) sama dengan
faktor gage (Gf) dikali
elastisitas starin gage (ε) :
Secara konstruksi SG terbuat dari
bahan metal tipis (foil) yang diletakkan diatas kertas. Untuk proses
pendeteksian SG ditempelkan dengan benda uji dengan dua cara yaitu:
1. Arah
perapatan/peregangan dibuat sepanjang mungkin (axial)
2. Arah
tegak lurus perapatan/peregangan dibuat sependek mungkin (lateral)
Gambar 3.1. Bentuk
phisik strain gauge
Faktor
gauge (Gf) merupakan
tingkat elastisitas bahan metal dari SG.
• metal incompressible Gf = 2
• piezoresistif Gf =30
• piezoresistif
sensor digunakan pada IC sensor tekanan
Untuk
melakukan sensor pada benda uji maka rangkaian dan penempatan SG adalah
• disusun dalam rangkaian jembatan
• dua strain gauge digunakan berdekatan, satu untuk peregangan/perapatan
, satu untuk kompensasi temperatur pada
posisi yang tidak terpengaruh peregangan/ perapatan
• respons frekuensi ditentukan masa tempat strain gauge ditempatkan
Gambar 3.2. Pemasangan
strain gauge: (a) rangkaian jembatan
(b) gage1 dan gage 2
posisi 90 (c) gage 1 dan gage 2 posisi
sejajar
Ø Sensor Induktif dan Elektromagnet
Sensor induktif memanfaatkan perubahan
induktansi
• sebagai akibat pergerakan
inti feromagnetik dalam koil
• akibat bahan feromagnetik yang
mendekat
Gambar 3.3. Sensor
posisi: (a) Inti bergeser datar (b) Inti
I bergser berputar,
(c) Rangkaian variable induktansi
Rangkaian pembaca perubahan induktansi
• dua induktor disusun dalam rangkaian jembatan, satu sebagai dummy
• tegangan bias jembatan berupa sinyal ac
• perubahan induktasi dikonversikan
secara linier menjadi perubahan tegangan
KL = sensistivitas induktansi
terhadap posisi
•
output tegangan ac diubah menjadi dc atau dibaca menggunakan detektor fasa
Gambar 3.4. Rangkaian uji sensor posisi induktif
Sensor elektromagnetik memanfatkan
terbangkitkannya gaya emf oleh pada koil
yang mengalami perubahan medan magnit
• output tegangan
sebanding dengan kecepatan perubahan posisi koil terhadap sumber magnit
• perubahan medan magnit diperoleh dengan pergerakan sumber medan magnit
atau pergerakan koilnya (seperti pada mikrofon dan loudspeaker)
Gambar
3.5. Pemakaian sensor posisi: (a) pada
microphone, (b) pada loudspeaker
Ø
Linier Variable Differential Transformer (LVDT)
Sensor Linear Variable Differential
Transformers (LVDT) adalah suatu sensor yang bekerja berdasarkan prinsip trafo
diferensial dengan gandengan variabel antara gandengan variable antara kumparan
primer dan kumparan sekunder. Prinsip ini pertama kali dikemukakan oleh
Schaevits pada tahun 1940-an. Pada masa sekarang sensor LVDT telah secara luas
diunakan. Pada aplikasinya LVDT dapat digunakan sebagai sensor jarak, sensor
sudut, dan sensor mekanik lainnya.Untuk kali ini sensor ini diaplikasikan
sebagai sensor jarak. Suatu LVDT pada dasarnya terdiri dari sebuah kumparan
primer, dua buah kumparan sekunder, dan inti dari bahan feromagnetik.
Kumparan-kumparan tersebut dililitkan pada suatu selongsong, sedangkan inti
besi ditempatkan didalam rongga selongsong tersebut. Selongsong ini terbuat
dari bahan non-magnetik. Kumparan primer dililitkan ditengah selongsong,
sedangkan kedua kumparan sekunder dililitkan disetiap sisi kumparan primer.
Kedua kumparan sekunder ini dihubungkan seri secara berlawanan dengan jumlah
lilitan yang sama.
Cara Kerja
– memanfaatkan perubahan induksi
magnit dari kumparan primer ke dua kumparan sekunder
– dalam keadaan setimbang, inti magnet terletak ditengah dan kedua
kumparan sekunder menerima fluks yang sama
– dalam keadaan tidak setimbang, fluks pada satu kumparan naik dan yang
lainnya turun
– tegangan yang dihasilkan pada
sekunder sebading dengan perubahan posisi inti magnetic
– hubungan linier bila inti masih
disekitar posisi kesetimbangan
Skema
LVDT
Gambar 3.6.
LVDT sebagai sensor posisi: (a) konstruksi LVDT, (b) Rangakaian listrik, (c) rangkaia uji LVDT, (d) Karakteristik LVDT
– rangkaian detektor sensitif fasa pembaca perpindahan dengan LVDT
Aplikasi
MK30 draw-wire displacement sensor mengukur posisi tempat tidur rumah sakit. Sensor miniature ini menawarkan pengukuran yang presisi meskipun dalam aplikasi dimana ruang instalasi sangat terbatas/sempit sekalipun.
APLIKASI-APLIKASI
LAIN
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
1. LVDT adalah suatu sensor yang
bekerja berdasarkan prinsip trafo diferensial dengan gandengan variabel antara
kumparan primer dan kumparan sekunder.
2. LVDT dapat digunakan sebagai
sensor jarak dan sensor mekanik lainnya.
3. Sebelum menggunakan LVDT kita
harus mengetahui daerah linier LVDT tersebut pada tegangan eksitasi tertentu
dan frekuensi tertentu.
4. Perubahan tegangan eksitasi akan
menghasilkan tegangan yang berbeda untuk tiap pergeseran jarak, tetapi tegangan
eksitasi yang lebih besar akan menghasilkan sensitivitas yang tinggi.
5. Perubahan frekuensi akan merubah
koefisien dari daerah linieritas sensor, tetapi daerah kerjanya tetap sama.
Gambar 3.7. Rangkain
uji elektronik LVDT
|
No comments:
Post a Comment