Sunday, 20 November 2016

tentang relay

RELAY
1.      Pengertian Relay
Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara elektronik (elektromagnetik). Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat diberikan energi elektro magnetik pada armatur relay tersebut. Relay pada dasarnya terdiri dari 2 bagian utama yaitu saklar mekanik dan sistem pembangkit elektromagnetik (induktor inti besi). saklar atau kontaktor relay dikendalikan menggunakan tegangan listrik yang diberikan ke induktor pembangkit magnet untuk menarik armatur tuas saklar atau kontaktor relay.Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.
2.      Bagian-bagian Relay
Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut.
·         Kumparan elektromagnet
·         Saklar atau kontaktor
·         Swing Armatur
·         Spring (Pegas)

3.       Kontruksi Relay

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG8Ra1_zMH9QfTEDDGLJbEOXMWhg-tHYqNXRwE6eTR7KsyC_Cji1_op3yv_k7YX6rv00pDyk7SICWqvqMIAFRqTuNn5NlTfMwK8tClUKngVUcADCLheqZKW0GVQBYcUqGs-_7w__IILquL/s1600/konstruksi+relay.jpg
Relay memiliki sebuah kumparan tegangan-rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah armature besi yang akan tertarik menuju inti  apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal – tertutup ke kontak normal-terbuka.
4.      Cara kerja Relay
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqMEW1_qjT8wfacNXPv2DpOXKjW0YJD371NhixaUzncu6x58ZrpnpoNowb8AtVBLuG78S6W6SMBl1G14BJfDFM5CWbbbp76RkkrgqzNiq0bAzKMbVinJQ7DARAVcWl6mI1tmhm9f2o_Qo/s1600/Skema+Relay.jpg
Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar diatas, coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 3 jenis :
·         Normaly On : Kondisi awal kontaktor terturup (On) dan akan terbuka (Off) jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Close (NC).
·         Normaly Off : Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Open (NO).
·         Change-Over (CO) atau Double-Throw (DT) : Relay jenis ini memiliki dua pasang terminal dengan dua kondisi yaitu Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC).

5.      Jenis-jenis Relay
Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya.
ü  Pole : banyaknya contact yang dimiliki oleh relay. 
ü  Throw : banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact 
Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw :

·         SPST (Single Pole Single Throw) : Relay ini memiliki empat terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan dua terminal saklar (A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCO_GnFX0P3xuHlTJezXFDwQNWrwLj1YYqqHA5XaFBW7U66IAUNkct6YBqfMnquQU8pB21fEbHCgS7RqRDbBFWmoAXhYw2y-Po632eriMAMjKzykbSQn5VI3OT8JRtY4YriZ9R86Fp_uQ/s1600/SPST.JPG
·         SPDT (Single Pole Double Pole) : Relay ini memiliki lima terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan tiga terminal saklar (A,B, dan C) yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal pusat. Jika suatu saat terminal A terputus dengan terminal pusat (C) maka terminal lain (B) terhubung dengan terminal C, demikian juga sebaliknya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLhVgtGPo4cx1mshxzp0ugFvypKKjes5DBBSkOlZ0vg0kn3kHSkicKVsfi3vtlDSLhTwOgfKEgNCru9dnPgqgLdDCvNqBjN9kuKSE38Ks3uOWRptJ1T-HmAjzN9bg_iHcBm4Bu_QVSqp8/s1600/SPDT.JPG
·         DPST (Double Pole Single Throw) : Relay ini mempunyai enam terminal. Dua terminal kumparan (coil), dan empat terminal merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus (A1 dan B1 - A2 dan B2).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBihq3SKE_-ooC2qb956npmvxYEXvzVD4nuJZhty4mkwj-ZWhea6999Uvve1fHbRN8mz3vBNTZ3wF-hhlT7IJr0RMKJlx3kizNvt6II3GK0J1x_diPmSXO8XAz2gZEzxBFHyDqCc5Ft7A/s1600/DPST.JPG
·         DPDT (Double pole Double Throw) : Relay ini mempunyai delapan terminal. Dua terminal kumparan (coil), enam terminal merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung (A1,B1,C1 dan A2, B2, C2).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgohotbELVoCybXFwsgRF2SAS4HopOSBYbEjjKNFGN-q_qfS3Dkh-UV3RJ8kZxbzYwxVm11M0wULjRmHSIl8SLOfL36iv4he-c-ce-AW1bRDIdTfxVp8d6tvjFfRl3K_oKyJRnU4Pc-OrM/s1600/DPDT.JPG
Jenis Relay : 
o   Timing relay adalah jenis relay yang khusus. Cara kerjanya ialah sebagai berikut : jka coil dari timing relay ON, maka beberapa detik kemudian, baru contact relay akan ON atau OFF (sesuai jenis NO/NC  contact). 
o   Latching relay ialah jenis relay digunakan untuk latching atau mempertahankan kondisi aktif input   sekalipun input sebenarnya sudah mati. Cara kerjanya ialah sebagai berikut : jika latch coil diaktifkan, ia tidak akan bisa dimatikan kecuali unlatch coil diaktifkan. Simbol dari latching relay 


Solenoid valve pneumatic
1.      Pengertian
Solenoid valve pneumatic adalah katup yang digerakan oleh energi listrik melalui solenoida, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust.
Lubang masukan, berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk atau supply (service unit), sedangkan lubang keluaran berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkan ke pneumatic, dan lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve pneumatic bekerja.
Solenoid valve adalah elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam fluidics. Tugas dari solenoid valve dalah untuk mematikan, release, dose, distribute atau mix fluids. Solenoid Valve banyak sekali jenis dan macamnya tergantung type dan penggunaannya, namun berdasarkan modelnya solenoid valve dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu solenoid valve single coil dan solenoid valve double coil keduanya mempunyai cara kerja yang sama.
2.      Kontruksi dan bagian-bagian Solenoid valve
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnbLYPboIzgmCKd4AVteuzAjizBKPHhI6GlBRK1V0eI5rvyeNHmi8X3KulkeoZekWd4dx_pDuP9uz2KbSuRmhKcQgMQgLbGEnuBUxavp2c124nVgKL3kexnBb0z-ctDH-KG5OvEJfLuhM/s1600/cara+kerja+plunger+selenoid+valve+pneumatic.PNG
Berikut keterangan gambar Solenoid Valve Pneumatic:

  1. Valve Body
  2. Terminal masukan (Inlet Port)
  3. Terminal keluaran (Outlet Port)
  4. Manual Plunger
  5. Terminal slot power suplai tegangan
  6. Kumparan gulungan (koil)
  7. Spring
  8. Plunger
  9. Lubang jebakan udara (exhaust from Outlet Port)
  10. Lubang Inlet Main
  11. Lubang jebakan udara (exhaust from inlet Port)
  12. Lubang plunger untuk exhaust Outlet Port
  13. Lubang plunger untuk Inlet Main
  14. Lubang plunger untuk exhaust inlet Port
3.      Cara Kerjanya
Cara kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakan plunger pada bagian dalamnya ketika plunger berpindah posisi maka pada lubang keluaran dari solenoid valve pneumatic akan keluar udara bertekanan yang berasal dari supply (service unit), pada umumnya solenoid valve pneumatic ini mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPGZrp-BrfZXZKRmfr2GZHS2OtgJKbA1QsfdqeS0Q4eJarIEI9w3ksX7U6VfX8Jv-Dx8-XMTJ0t7s1e2bbqhqQXVuJk0lyO2H9iFQ-Pytka78_pxiIK5IOB5HVYjxk76i6Fx7fU9B1yEo/s1600/system+kerja+selenoid+valve+pneumatic+2.PNG
Kompressor diaktifkan dengan cara menghidupkan penggerak mula umumnya motor listrik. Udara akan disedot oleh kompresor kemudian ditekan ke dalam tangki udara hingga mencapai tekanan beberapa bar. Untuk menyalurkan udara bertekanan ke seluruh sistem (sirkuit pneumatik) diperlukan unit pelayanan atau service unit yang terdiri dari penyaring (filter), katup kran (shut off valve) dan pengatur tekanan (regulator).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOCS_GHX4PYm0KUhKDK1GnemVKoXsuQ2zmPmDnitK_GSc9BUyR6nAcZKS5tzd_b-WYx9vvXMJKx1StInAbgHT6mGlsdIAHrqoixOeS1xJO8lEOb2yn0dDExRpfFf1q8OMBRcjEj8bkbFg/s1600/cylinder+pneumatic.PNG
Service unit ini diperlukan karena udara bertekanan yang diperlukan di dalam sirkuit pneumatik harus benar-benar bersih, tekanan operasional pada umumnya hanyalah sekitar 6 bar. Selanjutnya udara bertekanan disalurkan dengan bekerjanya solenoid valve pneumatic ketika mendapat tegangan input pada kumparan dan menarik plunger sehingga udara bertekanan keluar dari outlet port melalui selang elastis menuju katup pneumatik (katup pengarah/inlet port pneumatic). Udara bertekanan yang masuk akan mengisi tabung pneumatik (silinder pneumatik kerja tunggal) dan membuat piston bergerak maju dan udara bertekanan tersebut terus mendorong piston dan akan berhenti di lubang outlet port pneumatic atau batas dorong piston.

Motor DC
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung dan tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Motor DC
Komponen Utama Motor DC
1. Kutub Medan Magnet
Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan kumparan motor DC yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
2. Kumparan Motor DC
Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. kumparan motor DC yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, kumparan motor DC berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan kumparan motor DC.
3. Commutator Motor DC
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam kumparan motor DC. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara kumparan motor DC dan sumber daya.

Jenis-Jenis Motor DC

1. Motor DC Sumber Daya Terpisah/ Separately Excited

Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah / separately excited.

2. Motor DC Sumber Daya Sendiri/ Self Excited: Motor Shunt

Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti diperlihatkan dalam gambar dibawah. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus kumparan motor DC.
Karakteristik Motor DC Shunt
Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
  • Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar diatas dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
  • Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan kumparan motor DC (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

3. Motor DC Daya Sendiri: Motor Seri

Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus kumparan motor DC. Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002) :
  • Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
  • Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist seperti pada gambar berikut.
Karakteristik Motor DC Seri

4. Motor DC Kompon/Gabungan

Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).
Karakteristik Motor DC Kompon-Gabungan
Prinsip Kerja Motor DC

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum :
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKXzMw2iTZbgvM4h2s91Jxozfc9fbDPbLJS-ZTXFOyXFjHBloNDYHC1AJXdsm5FmOxi5ZDy6P79L8xZnnHvSq9kEa2M-MD758neRDS0ZRa-d3AVjXn8Kl2vl0h6nuqBbdk3NItL1xXsDvC/s1600/1.jpg

2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran atau loop   
    maka kedua sisi loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan gaya
    pada arah yang berlawanan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT4yWFgllhWAj70twJxxp1tUD66gBde8_jEAktVDreAJpuY08Qmk8q26_eOkOmRfhHKVsalEak3CVVVtpovu4123UT8ftaKvtOFt94yrTpTwubhl-hXN0aF_KkVIfRro1oO-Ysx6_iGvrx/s1600/1.jpg


3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar atau torque untuk memutar kumparan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT-Sw704hmApvJyp8NP_5oTxDaMJY7MZa2wkcieg8vakEuwUfs03Deq0gjS8pZ5usdnHN9q0c3MVpphzXwmzTrMqFA1THVD9j7VJj0dJEU41GimzbjZnhM23buMAS84msS_rQayvVp-y82/s1600/1.jpg
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
    putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
   elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

            Sedangkan untuk prinsip kerja pada Motor DC adalah jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada konduktor tersebut. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGYgxsiS7S2umCzhJ6red2HsKxWUulpBs0CKLAJ2bMZ05ahOY2iqifqudF6lpOhyphenhyphenIVm8RbSZhCkpP0B-OaClkd-g290FCGEH58SfX1hCnllNmHrX6zSlJFtfn2hH27iFfxJKZqP1mo6o_B/s1600/1.jpg
Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWlUYnUAmgOWwEL3keuW03mIGFkmQ1OHjy4G7oh2PpkV0f9yoPXvUskQKcLYBzDhbvNfQ8ADCpj5G5ren0wf7br9qbrVtn7gYgdf4X2uKe9l8uTBHF7R5v83qPu34xtyFLx5iziZEueleq/s1600/1.jpg

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor.

Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang besarnya sama dengan F. Prinsip motor  adalah aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika arus yang melalui penghantar bertambah besar.


No comments:

Post a Comment